You Are Reading

1

Surat cinta buat bapak Presiden

Syahira Layali Tuesday 15 March 2011
Bagaimana kabar Bapak hari ini?

Semoga Bapak dan keluarga semua sehat dan dalam lindungan Allah SWT.

Kami lihat di televisi raut wajah Bapak nampak lelah, mata agak bengkak dan terlihat kurang segar.
Apakah ini karena permasalahan rakyat kecil seperti kami ini yang tidak kunjung selesai? Atau karena berita-berita dimedia yang selalu mengganggu Bapak?

Bapak SBY,
Dulu waktu masih kecil, kami sering diajarkan oleh orang tua dan guru bahwa kami harus mencintai para pemimpin.
Bahkan setiap upacara bendera selalu ada doa untuk para pemimpin-pemimpin kami.
Oleh karena itu, sampai kami besar sekarang ini kami selalu berusaha untuk mencintai pemimpin.
Mencintai Bapak Presiden.

Tapi kami heran, dari berita di koran dan televisi, kenapa banyak sekali yang mengganggu Bapak SBY?
Bapak memilih JK, belakangan disebut tidak akur cuma karena JK sering muncul di televisi.
Bapak memilih Budiono, belakangan disebut seperti tidak punya wakil.
Bapak dituduh pe-ragu karena tidak kunjung melakukan reshuffle kabinet.
Lantas begitu Bapak tegaskan bahwa Presiden jangan dipaksa-paksa untuk melakukan reshuffle, Bapak dibilang sedang melakukan sandiwara politik.

Lalu tiba-tiba ada lagi berita dari Australia, Bapak telah melakukan penyalahgunaan kekuasaaan.
Berkomplot dengan intelijen untuk memata-matai beberapa orang penting.

Kemarin kemarin Bapak dibilang sedang melakukan pencitraan karena menonton pertandingan sepak bola di GBK.

Arrggh, Bapak SBY…
Kalau kami jadi Bapak mungkin kami sudah muntaber atau kena darah tinggi atau kena stroke.

Tidak adakah orang yang mencintai Bapak sebagai pemimpin?
Apakah mereka semua memendam benci yang mendalam kepada Bapak?
Atau mereka mencintai Bapak dengan cara yang berbeda?
Dengan cara yang tidak kami mengerti? Melalui umpatan-umpatan, tudingan-tudingan, mengkritik dan menyalahkan?

Bapak SBY,

Padahal kami belum pernah mendengar Bapak sedang liburan santai ke Hawai atau ke Paris beberapa hari dan cuti dari tugas kepresidenan.

Kami sering mendengar kabar bahwa Bapak masih belum tidur sampai jam satu malam karena mempersiapkan pidato acara kenegaraan besok pagi.
Padahal jam empat shubuh sudah harus bangun lagi, berarti Bapak tidur tidak lebih dari empat jam.

Usia Bapak sudah menginjak 60-an, mestinya sedang duduk manis di teras rumah sambil main sama cucu yang lucu-lucu, tapi Bapak malah lebih sering di Istana negara rapat dengan para menteri.

Bapak SBY, Kami pun tak tahu jawabannya kenapa mereka-mereka sering berlaku pedas kepada Bapak.
Mungkin kami harus berbaik sangka bahwa begitulah ekspresi cinta mereka kepada Bapak.

Tetapi kalau cara seperti itu mengganggu tidur dan istirahat Bapak, maka kami ingin beritahukan kepada Bapak bahwa kami ingin menghadirkan cinta dengan ekspresi yang berbeda.
Cinta kepada Bapak tanpa tudingan-tudingan dan celaan-celaan. Cinta yang damai.

Cinta yang kami persembahkan sebagai amalan dari pelajaran yang kami terima dulu, dari guru-guru dan orang tua sewaktu kami masih kecil.


*Penulis adalah Sekretaris Baitul Maal Muttaqin Telkom Sumatera

Razas Ms
Jl. Inong Balee No. 11 Darussalam, Banda Aceh
razs7408381@gmail.com
08126919052

1 komentar:

Syahira Layali said...

Test 1.. 2.. 3..

Post a Comment

 
Copyright 2010 Suara Remaja Indonesia